Behind the Scene
Temen tetangga cubicle dikantor punya bola besar yang bisa didudukin. Bola yang biasa kita liat di Gym ato di bbrp store. Temenku beli bolanya di Healthy Back Store. Biasa dia duduk diatas bola tersayangnya selama kurang lebih satu jam, katanya itu bagus buat punggung dan leher.
Alhasil, siang ini setelah ngobrol bentar ama bos, balik ke meja kerja n siap bikin report. Kepikir buat nyobain gimana rasanya duduk diatas bola besar itu, so I borrowed the big ball from her. Pertama-tama susah bener duduk diatasnya, bbrp hari yg lalu temenku baru pompa angina lagi, biar bolanya lebih keras dan lebih besar. Setelah beberapa lama akhirnya berhasil juga menahan bola supaya tidak berjalan-jalan, naughty ball >.<
Setelah kurang lebih 20 menit, aku balikin bolanya n kembalilah ku duduk diatas kursi kerjaku yang biasa. Duh terasa begitu nyaman dan empuk.
Dari situ Tuhan ajarin aku kenapa kadang Allah ijinkan sesuatu yang tidak mengenakkan dan tidak nyaman terjadi dalam hidup kita. Bukan karena Allah iseng, tapi there are things that He wants us to learn. Dari pengalaman mencoba duduk diatas bola, aku sekarang tau rasa betapa kursi kerjaku itu nyaman, meskipun tidak senyaman kursi manajer ato sofa dirumah. Disisi lain, aku juga merasakan apa itu perasaan tidak nyaman, tidak enak dan mencoba bertahan. Lalu aku bisa bersyukur disaat duduk kembali dikursi biasa, aku bisa berkata, duh enaknya….leganya…
Sama seperti hidup yang kita jalani. Terkadang Allah ijinkan yang tidak enak terjadi supaya kita tau apa itu yang namanya tidak enak, apa itu tidak nyaman. Kita bisa membedakan dan akhirnya kita bisa mensyukur hidup yang adalah pemberian Allah semata.
Bersyukurlah kalau kita punya rumah tempat berteduh. Bagaimana rasanya hidup dijalanan, dibawah kolong jembatan, dipinggiran mall atau bahkan diterminal-terminal?
Bersukurlah kalau kita bisa makan yang cukup. Bagaimana rasanya mau makan tapi tak ada uang untuk membeli makanan ato mau makan tapi dilarang dokter?
Bersyukurlah kalau kita punya keluarga yang sayang pada kita. Bagaimana rasanya hidup sebagai anak yatim piatu, anak yang terbuang, atau anak yang terpisahkan dari keluarganya?
Bersyukurlah kalau kita punya teman-teman yang perhatian dan sayang pada kita. Bagaimana rasanya hidup sendirian, tiada teman untuk tertawa, tiada teman untuk menangis, atau tiada teman untuk berbagi hidup?
Bersyukurlah kalau kita punya Allah yang hidup. Bagaimana rasanya kalau kita punya Allah yang jauh, yang kejam pada umatNya, yang tidak bisa memberi berkat, bahkan tidak bisa menyelamatkan?
Hidup ini berharga. Hidup adalah sebuah pemberian dari Tuhan. Selagi kita masih berada dalam dunia ini, marilah bersama kita panjatkan syukur kepada Tuhan atas segala sesuatu yang boleh kita nikmati. Bersyukur atas sukacita, kesedihan, gelak tawa, maupun tetes air mata. Karena semua itu diijinkan Allah terjadi untuk kebaikan kita (Romans 8:28). Hidup adalah sebuah kesempatan.
Masih banyak disekitar kita yang lebih menderita….
So, don’t complaint! But be grateful and be joyful at all times…
0 Comments:
Post a Comment
<< Home